Kalimat syahadat adalah kalimat pernyataan kita akan sebuah janji dengan sang maha pencipta, kalimat inilah yang menjadikan seseorang mulai menjalani hidupnya sebagai seorang muslim dan mengandung urgensi sebagai kunci masuk islam, inti ajaran Islam, hakikat Dakwah para Rasul, dasar perubahan seseorang, dan tentunya mendapat karunia yang sangat besar. Dengan kalimat inilah seseorang akan dijamin masuk surga meskipun akan ada konsekuensi yang lain terlebih dahulu seandainya sang pengucap kalimat ini tidak menjalani konsekuensi dari kalimat ini.
Sebagaimana sabda kanjeng Nabi:
“barang siapa yang bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Aku adalah utusannya maka ia kan masuk surga”
Kalimat inilah yang membuat paman nabi Muhammad shallallhu alaihi wasallam tidak dapat menikmati indahnya surga karena keengganannya dalam mengucapkannya walaupun semasa hidupnya ia adalah orang yang sangat mendukung pergerakkan dakwa sang Nabi.
                Kalimat syahadat ini mengandung kalimat syahadat uluhiyah yaitu kalimat pernyataan langsung bahwa tiada yang berhak disembah selain Allah semata, dan syahadat risalah yaitu pernyataan bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam itu adalah utusan Allah. Dua pernyataan ini sering kita sebut dengat kalimat Syahadatain, kedua pernyataan ini tidak bisa kita pisahkan satu sama lainnya. Tidak mungkin kita hanya mengakui Allah sebagai sesembahan kita, tapi kita tidak mengakui kerasulan Muhammad, itulah yang disebut dengan inkarussunnah dan begitu pula sebaliknya tidak mungkin kita hanya mengakui kerasulan Nabi Muhammad tanpa mengakui Allah sebagai sesembahan.
                Syahadatain mampu membawa perubahan yang sangat besar bagi kehidupan seseorang, dari budak yang sangat hina hingga menjadi sangat mulia di hadapan Allah subhanahu wata’ala, dari seorang yang kafir menjadi seorang yang mukmin, dari seorang yang fasiq menjadi seorang muslim yang taat. Perubahan inilah yang dialami oleh sahabta Nabi Bilal bin robah dan Umar bin Khotab radhiyallahu anhum. Kalau kita lihat lagi sejarah kehidupan mereka niscaya akan banyak sekali kisah-kisah yang menakjubkan dan monumental.
                Memang sedikit ironis kalau kita lihat syahadat kita pada zaman sekarang ini, kalimat yang istimewa ini hanya menjadi buah bibir saja, tapi tidak menghujam keras ke dalam hati, sehingga wajar kalau banyak sekali ummat muslim yang setiap hari selalu diiringi dengan kekosongan ruhani dalam hidupnya. Itu semuanya karena disebabkan kurangnya memahami syahdatain ini. Perlu kita ketahui bahwa mengapa Abu Jahal tidak mau mengucapkan syahadat ini, itu tidak lain karena setelah pengucapan kalimat ini ada konsekuensi di belakangnya yang harus dipertanggungjawabkan, dan inilah yang tidak diinginkan olehnya walaupun dia mengakui bahwa Allah itu ada dan Muhammad itu adalah utusan Allah.
                Makanya kalimat yang perlu kita ketahui adalah bahwa ucapan “Asyhadu” mengandung makna pernyataan (al-i’lanu), janji (al-wa’du), dan sumpah (al-qasam). Dan itu semua mengandung makna yang dalam yang berarti kita sudah mengikat “kontrak kerja” dengan Allah dan harus sudah siap dengan segala resiko dan konsekuensi dari kontrak tersebut bahwa hanya Allah-lah yang ditakuti, dicintai, ditaati dll.
                Jadi, setelah kita memahami kalimat syahadatain ini, maka ingatlah selalu konsekuensi perjanjian dari kontrak kerja kita kepada Allah, yang dengan lantang-lantangnya kita menyatakan akan sebuah janji tersebut, mampu melaksanakan perintahNya dan menjauhi segala bentuk laranganNya, dan semuanya ini wajib bagi kita meyakininya dengan hati dan menyatakannya dengan lisan lalu mengerjakannya dengan anggota badan. Itulah yang disebut dengan iman sesungguhnya.
                Semoga dengan tulisan ringan ini kita dapan kembali memaknahi syahadat kita di hadapan Allah subhanahu wat’ala dan menjadi muslim yang kaaffah, terkhusus bagi penulis sendiri dan umumnya bagi kita semua yang membacanya, karena memang pada hakikatnya kita manusia membutuhkan Tuhan dan ingin mengenalNya, menjadikanNya tempat mengadu dan ingin meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Aamiin ya Robbal Aalamiin.
                “maka ketahuilah bahwa tiada Tuhan yang layak disembah kecuali Allah, maka mintalah ampunan kepadaNya atas dosa-dosamu...” (QS. Muhammad: 19)
                “katakanlah, jika engkau mencinta Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu... “ (QS. Ali Imron: 31)

1 comments: