Pernahkah anda mendapatkan surat dari seseorang? Entah itu dari orang yang anda kasihi seperti ibu, ayah, saudara dan yang lainnya. Coba kalian perhatikan dan telaah kembali, apa inti dari isi surat tersebut? Biasanya setiap surat yang tertulis berisi nilai-nilai pesan yang mengharuskan kita melakukan sesuatu.
            Tulisan ini bukanlah sebuah efek dari sebuah film yang diadobsi dari sebuah novel best seller “Surat Kecil Untuk Tuhan”. Tulisan ini adalah sebuah pesan buat kita semua terkhusus untuk penulis sendiri. Betapa ternyata jejak dan tapak jalan kehidupan yang selama ini kita lalui, entah sadar atau tidak sadar adalah sebuah surat atau pesan dari Allah bahwa ada akhir dari petualangan hidup ini.
            Coba anda ingat kembali, sudah berapa banyak musibah yang melanda negeri ini? Mulai dari banjir, tanah longsor, gunung meletus, kebakaran, kecelakaan lalu lintas, jatuhnya pesawat terbang, yang semua itu menelan banyak korban dan biasanya sering kali menyisahkan kesedihan dan peratapan. Itu semua tidak lain adalah sebuah pesan dari Allah agar kita lebih mawas diri. Agar kita berubah dari yang buruk menjadi baik, dari yang baik menjadi lebih baik lagi. Semua musibah tersebut tentunya akan menjadi sia-sia kalau tidak membuat kita semakin kuat untuk berubah.
            Setiap musibah yang kita rasakan adalah sebuah surat dari Allah yang harus kita sikapi dengan perubahan dalam hidup untuk lebih mendekatkan diri padaNya. Setiap musibah yang Allah kirim kepada Hambanya bisa jadi ia adalah adzab, atau bisa juga berupa teguran dan peringatan, dan bisa jadi juga kehadiran musibah-musibah yang melanda negeri Indonesia ini adalah efek dari penduduknya yang semakin jauh dariNya. Korupsi yang tidak henti-hentinya, perselisihan antar suku, perselisihan antar madzhab yang seringkali mengakibatkan pertengkaran-pertengkaran yang lebih mementingkan ego masing-masing kelompok dan individu, dan hasilnya adalah perpecahan. Padahal Allah sudah memberi kita tuntunan bahwa segala perselisihan yang kita alami harus kita kembalikan pada solusi tunggal yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits.
            Sebenarnya surat dari Tuhan bukan hanya berupa musibah, tapi masih banyak lagi, tinggal bagaimana kita menyikapi dan mencoba memahami apa sebenarnya maksud dari fenomena dan kejadian yang kita alami, diantara surat yang begitu banyak itu ada yang berupa uban yang mulai tumbuh di kepala kita. Diantara kita mungkin ada yang merasa risih tatkala Rambut putih itu mulai tumbuh, tidak sedikit diantara kita yang mencabutnya bahkan menyemir rambutnya agar tetap terlihat masih muda. Banyak orang yang merasa tersakiti kepercayaan dirinya oleh munculnya uban di rambutnya. Karena baginya, uban membawa kesan tua. Padahal kalau kita sadari dengan hadirnya uban di kepala kita seharusnya membuat kita semakin mendekatkan diri padanya bahwa sudah seberapa lama kita di dunia ini, lalu apa sebenarnya akan terjadi pada kita? Apa yang kita inginkan? Akan kemana kita ini? Memang, bicara kematian bukanlah bicara umur, karena kematian adalah kepastian yang tidak pernah mengenal usia, tapi kematian seperti apa yang kita inginkan? Dalam keadaan husnul khatimah-kah atau sebaliknya, su’ul khatimah?
            Tumbuhnya uban di kepala identik dengan tanda penuaan diri, dan itu adalah alami, karena sekali lagi bahwa itu adalah satu dari sekian banyak surat yang Allah kirimkan untuk hambaNya, bukan berarti kita harus mencabutnya dan mengubahnya dengan semiran, ah kayak anak ABG saja yang kalo dilihat cewek cantik jadi salah tingkah. Mencabut uban adalah sebuah larangan yang diungkapkan Nabi Muhammad dalam sebuah sabdanya:
            Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa Nabi Shalallahu Alaihi wasallam bersabda; “Janganlah kalian mencabut Uban! Sesungguhnya uban itu adalah cahaya pada hari kiamat. Barangsiapa yang tumbuh ubannya ketika Islam niscaya dicatatkan untuknya dengan uban itu satu kebaikan, dihapus dari orang itu satu kesalahan(dosa) dan ia ditinggikan satu derajat baginya dengan uban itu” (HR Ahmad dalam Al-Fath Ar Rabbani 17/315)
            Uban merupakan suatu nikmat, sebab uban adalah pemberi peringatan dan pengingat bagi orang yang paham terhadap dekatnya ajal. Uban adalah surat yang berisi nasehat yang harus diambil pelajaran darinya.
Abdul Aziz bin Abu Rawwad berkata kepada seseorang : “Barangsiapa yang tidak bisa mengambil nasehat dari tiga hal, berarti dia tidak akan bisa diperingatkan dengan apapun , yaitu Islam, Al-Quran dan Uban” (Shifatush Shafwah , Ibnu Al- Jauzi : 1/ 470).

            Wallhu A’lam Bishawab.

0 comments:

Posting Komentar